Jejak Kelam Kelompok Kriminal Bersenjata Di Papua


Papua - Berbicara soal Papua, hal pertama yang terbesit di kepala pastinya keindahan alam dan sumber daya serta keaanekaragaman suku yang tidak akan pernah ada habisnya. Tidak heran Pulau yang dihuni lebih dari empat juta orang ini mendapat julukan sebagai Surga Kecil Yang Jatuh Kebumi.


Namun dengan segala kesempurnaan didalamnya, Papua juga menyimpan banyak misteri yang hingga saat ini masih terus menjadi momok hangat untuk dibicarakan bagi hampir sebagian masyarakat.


Salah satunya eksistensi keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), tak asing jika dewasa ini Pulau Nirwana (surga) tersebut dijuluki sebagai medan perang karena umumnya sering terjadi aksi teror yang banyak berujung pada terenggutya nyawa masyarakat SIpil hingga Aparat keamanan baik TNI maupun Polri.


KKB sendiri pertama kali melaukan aksinya di Manokrawi pada 26 Juli 1965. Menurut peneliti kajian Papua di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sedangkan dari laporan Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) berjudul The Current Status of The Papuan Pro-Independence Movement yang diterbitkan 24 Agustus 2015 menyebut organisasi ini 'terdiri dari faksi yang saling bersaing'. Dari data diatas dapat kita ambil asumsi bahwa Kelompok yang menamai diri sebagai bagian dari Gerakan pro Kemerdekaan Papua dan selalu menggaungkan akan penentuan akan nasib sendiri (Referendum) tersebut telah terkontaminasi oleh praktik kotor sedari awal kemuncunculannya hingga eskis saat ini.


Masih teringat kasus puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk pembangunan jembatan Jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi yang disandera oleh kelompok ini. Dimana Sebanyak 25 pekerja pembangunan jembatan itu kumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo dan kemudian dieksekusi. Lalu, sebanyak 4 orang berhasil melarikan diri dari eksekusi, 2 orang tak diketahui keberadaannya, dan 19 orang dipastikan tewas berdasarkan keterangan salah satu korban selamat.


Kita kembali mendapati kabar duka dengan insiden Penembakan yang berujung Pada Pembakaran kantor PT. Martha Tunggal Teknik (MTT) di Kampung Kago Distrik Ilaga Kabupaten Puncak. Seolah tak ada habisnya, kelompok tersebut kembali membakar pemukiman masyarakat pada Minggu (20/02). Masih banyak rentetan aksi teror yang akan selalu dilakukan atas nama Kemerdekaan. 


Banyak dukungan mengalir kepada aparat kemanan TNI-Polri, seperti salah satunya yang datang dari Bupati Puncak Willem Wandik. Salah satu putra terbaik Papua tersebut bahkan menegaskan

bahwa pergerakan Kelompok tersebut diluar batas kemanusiaan, dimana telah banyak merenggut nyawa, harta benda hingga keharmonisan bagi masyarakat itu sendiri. Sejatinya hal tersebutlah yang akan menghambat kemajuan bagi Papua.

Posting Komentar

0 Komentar