SaguNews.com. - Di Distrik Keneyam, Kabupaten Nduga, telah dilaporkan adanya aksi pengancaman kelompok KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) terhadap para guru dan tenaga kesehatan di Distrik Mapenduma. Minggu (21/10/18)
Dari keterangan salah satu guru SD YPGRI 1 Mapenduma berinisial MN bahwa dirinya bersama 15 orang guru lainnya dan tenaga kesehatan di Distrik Mapenduma telah diancam dan ditahan untuk tidak melakukan aktivitas oleh kelompok KKB pimpinan Egianus Kogeya yang juga mengaku sebagai adik dari Kelly Kwalik.
Saat dikonfirmasi Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahamad Musthofa Kamal, SH menyayangkan aksi yang dilakukan oleh KKB tersebut karena Kesehatan dan Pendidikan menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap warga masyarakat demi terciptanya generasi muda sebagai penurus bangsa dan berkembangnya pembangunan disuatu daerah.
“Kelompok KKB tersebut telah menolak dan menahan aktivitas guru dan tenaga kesehatan sejak 03 Oktober s.d. 17 Oktober 2018. Selama masa penolakan tersebut, para guru dan tenaga kesehatan menginap dan mendapatkan jaminan keamanan dari Kepala Puskesmas Distrik Mapenduma Bapak Naftali Wandikbo, hingga pesawat carteran datang menjemput para guru dan tenaga kesehatan untuk pergi menuju Wamena,” tutur Kabid Humas.
Adanya aksi pengancaman dan penolakan terhadap para guru dan tenaga kesehatan tersebut karena para Kelompok KKB mencurigai para guru dan tenaga kesehatan tersebut sebagai Aparat Keamanan yang menyamar dalam rangka mencari informasi pergerakan kelompok KKB.
Para guru dan tenaga kesehatan tersebut saat ini sudah berada di Wamena dan berkumpul dengan keluarga masing-masing.
Fredik Samuel Bapundu pada awalnya tidak mengetahui laporan penolakan tersebut. Namun setelah mendapatkan laporan awal, dirinya langsung mencari tahu kebenaran laporan tersebut. Secara administratif, Distrik Mapenduma memiliki dua unit sekolah, yaitu SD YPGRI 1 Mapenduma dan SMPN 1 Mapenduma dan 1 unit Puskesmas.
Perlu diketahui bahwa untuk mencapai wilayah Distrik Mapenduma, terdapat dua jalur yaitu jalur udara dengan menggunakan pesawat jenis Caravan rute Wamena – Mapenduma dan jalur darat dengan rute Wamena – Yal menggunakan mobil double gardan (sejenis triton dan strada) selama 8 jam, kemudian dilanjutkan Yal – Mapenduma dengan berjalan kaki selama 2 jam.
Sementara untuk keberadaan sinyal komunikasi di Distrik Mapenduma dapat dikatakan nihil karena tidak adanya tower komunikasi yang berdiri.
0 Komentar