Inilah Kronologi Pesawat Susi Air Dibakar KKB di Bandara Paro Kab. Nduga Papua !!!

 


Jayapura – Lost kontak Pesawat Pilatus Porter Susi Air dengan No Penerbangan SI 9368 usai landing dengan di Bandara Paro, Kabupaten Nduga Prov. Papua Pegunungan yang mengangkut bahan makanan dan dipiloti oleh Kapten Philips Max Marthin warga berkebangsaan Selandia Baru telah dibakar habis oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) .

 

Kejadian berawal saat pesawat yang dipiloti Philips Max Marthin warga berkebangsaan Selandia Baru itu, membawa 5 (Lima) penumpang dan take off dari Bandara Mozes Kilangin Kab. Mimika menuju Bandara Paro Distrik Paro Kab. Nduga, pada Pukul 06.17 WIT, pesawat Susi Air landing di Bandara Paro Kab. Nduga, namun hingga sampai sampai saat ini pukul 09.15 WIT, pesawat belum juga kembali dari Distrik Paro Kab. Nduga ke Timika.

 

Sampai saat ini Aparat gabungan sudah membentuk Tim yang akan mendalami terkait murni atau tidaknya kecelakan yang menyebabkan terbakarnya pesawat Pilatus Porter Susi Air tersebut atau diduga dibakar oleh pihak-pihak tertentu. Tidak menutup kemungkinan pesawat ditahan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Nduga Pimpinan Egianus Kogoya dikarenakan wilayah itu masuk dalam markas dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

 

Dalam release Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, S.H., S.I.K., M.Kom. mengatakan Sampai Saat Ini Masih Dilakukan Penyelidikan Terkait Kasus Lost Contak Pesawat Pilatus Porter Susi Air di Bandara Paro Kabupaten Nduga

 

“Hambatan yang kami temui yakni minimnya alat telekomunikasi yang ada disana. Ditambah lagi di daerah tersebut sampai saat ini belum terisi oleh fasilitasi oleh satuan yakni TNI maupun Polri, Peristiwa hilang kontak dengan pesawa Susi Air, sampai saat ini masih penyelidikan oleh pihak Polres karena keterbatasan akses telekomunikasi di sana,” terang Kabid Humas.

 

Sebelumnya pada hari Sabtu 4 Februari 2023 adanya informasi dari masyarakat yang melaporkan kepada kontraktor pembangunan Puskesmas di Distrik Paro bahwa 15 orang pekerja mendapat ancaman dari kelompok egianus kogoya. Terkait informasi itu, Bupati kemudian melaporkan Kapolres tentang adanya ancaman tersebut. 15 pekerja pembangunan proyek itu dipermasalahkan karena tidak memiliki identitas yang lengkap, hal tersebut yang mengakibatkan mereka mendapat ancaman.

 

“Informasi yang kami dapat, posisi 15 orang itu sudah keluar dari Distrik Paro dan menuju ke Mapenduma. Dan informasi ini masih di dalami oleh Satgas Damai Cartenz,” jelas Kabid Humas.

 

Posting Komentar

0 Komentar